Home

Rabu, 22 Maret 2017

Diatropisme

Selamat pagi Sahabat IPS semua, apa kabar Anda hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat, Aamiin...

         Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang salah satu tenaga endogen yang dinamakan DIATROPISME. Apa itu diatropisme? Diastropisme adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi yang mengakibatkan pergeseran dan perubahan posisi lapisan batuan sehingga mengubah bentuk muka bumi. 

Pergerakan lempeng tektonik dapat dilihat pada video di bawah ini



Gerakan tersebut dapat dibedakan menjadi gerakan orogenetik dan  epirogenetik
Semua gerakan tersebut akan mengubah bentuk permukaan bumi berupa munculnya sesar dan pelipatan.
1)      Epirogenetik 
Epirogenetik adalah pengangkatan jalur kerak bumi sehingga membentuk pegunungan yang berlangsung sangat lambat dan meliputi daerah yang sangat luas.
Gerak epirogenetik terbagi menjadi dua yaitu:
a) Gerak epirogenetik positif yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air naik. Hal ini dapat ditemukan di sekitar pantai atau sungai.
Contoh :

  • Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dan pulau-pulau di barat daya Maluku sampai ke Pulau Banda).
  • Turunnya muara Sungai Hudson di Amerika yang dapat terlihat hingga kedalaman sekitar 1.700 meter.
  • Turunnya lembah Sungai Kongo sampai 2.000 meter di bawah permukaan laut.

b) Gerak epirogenetik negatif yaitu gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air turun.
Contoh :

  • Naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton.
  • Naiknya dataran tinggi Colorado di Amerika.
  • Naiknya Pulau Simeulue bagian utara saat gempa di Aceh pada bulan Desember 2004.




2)    Orogenetik 
Orogenetik adalah proses pembentukan pegunungan (mountain building) atau pengangkatan kerak bumi karena tumbukan lempeng. Proses tersebut menghasilkan pegunungan berangkai yang bersamaan dengan itu terbentuk patahan dan lipatan. Misalnya Pegunungan Himalaya. Jadi, gunung api tidak termasuk orogenetik karena tenaga yang membentuknya adalah tenaga vulkanisme bukan diastropisme.
a)    Lipatan
Lipatan, terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat liat (plastis) sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan.  Lapisan batuan pada kerak Bumi mendapat tekanan hebat yang menyebabkan pelipatan lapisan batuan. Proses pelipatan lapisan batuan ini merupakan awal pembentukan pegunungan lipatan. Contohnya pembentukan pegunungan lipatan Himalaya. Terlipatnya lapisan batuan ini dapat mendorong terbentuknya perbukitan (antiklinal) dan lembah (sinklinal). Dalam suatu wilayah yang luas terkadang juga dapat dijumpai deretan antiklinal secara berulang-ulang (antiklinorium) maupun rangkaian sinklinal (sinklinorium). Tekanan dengan tingkat tenaga yang berlainan pada lapisan batuan dapat membentuk lipatan yang berbeda. Berikut ini gambaran terjadinya antiklinorium dan sinklinorium serta jenis lipatan batuan.
Jenis-jenis lipatan sebagai berikut.
(1)  Lipatan tegak (symmetrical folds), terjadi karena pengaruh tenaga horizontal sama atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.
(2)  Lipatan miring (asymmetrical fold), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama.
(3)  Lipatan rebah (overturned folds), terjadi karena arah tenaga horizontal dari satu arah.
(4)  Lipatan menggantung
(5)  Lipatan isoklin
(6)  Sesar sungkup (overthrust), terjadi karena adanya pergerakan pada sepanjang kerak bumi.


Contoh Lipatan di permukaan bumi
b)    Patahan
Tekanan dalam Bumi menyebabkan patahan jika bekerja pada lapisan batuan yang tidak elastis atau keras. Akibatnya, kerak Bumi retak kemudian patah. Di patahan ini ada bagian yang turun disebut graben (slenk). Contohnya graben Semangko di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, Sumatra. Kadang graben sangat dalam yang disebut ngarai. Contohnya Ngarai Sianok di Sumatra Barat. Jika graben itu terisi air dan menggenang akan menciptakan sebuah danau. Misalnya, Danau Toba di Sumatra Utara dan Danau Tempe di Sulawesi Selatan. Sementara itu, lapisan tanah yang terangkat disebut horst yang menghasilkan kenampakan sebuah plato (dataran tinggi). Contohnya Plato Dieng di Jawa Tengah dan Plato Wonosari di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jenis-jenis patahan sebagai berikut.
1) Tanah naik (horst), yaitu dataran yang terletak  lebih tinggi dari daerah sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Horst terjadi akibat gerak tektogenesa horizontal memusat, yaitu tekanan dari dua arah atau lebih yang menimbulkan kerak bumi terdorong naik.
2) Tanah turun (graben/slenk), yaitu kenampakan dataran yang letaknya lebih rendah dari daerah di sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Graben terjadi karena tarikan dari dua arah yang mengakibatkan kerak bumi turun.
3) Sesar, yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal yang tidak frontal dan hanya sebagian saja yang bergeser. Sesar ini dibagi menjadi dua, yaitu dekstral dan sinistralDekstral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser ke kanan.Sinistral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser ke kiri.
4) Blok mountain, yaitu kumpulan pegunungan yang terdiri atas beberapa patahan. Blok mountain terjadi akibat tenaga endogen yang berbentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik dan ada yang turun dan ada pula yang berbentuk miring sehingga terbentuk komplek pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok lithosfera.


Horts dan Graben


Sesar Naik

Sesar Turun

Patahan Semangko

Patahan san Andreas

Block Mountain




Tidak ada komentar:

Posting Komentar