Home

Jumat, 24 Maret 2017

Periodisasi Masa Praaksara secara Arkheologis

Selamat Pagi Sahabat IPS......
Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang periodisasi masa praaksara secara arkheologis. Periodisasi masa praaksara secara arkeologis didasarkan atas hasil-hasil temuan benda-benda peninggalan yang dihasilkan oleh manusia yang hidup pada masa praaksara. Berdasarkan penelitian terhadap benda-benda tersebut, masa praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam. Agar kamu memahami periodisasi ini dengan baik, perhatikanlah uraian berikut!.
Sebelum menjelaskan lebih lanjut, marilah kita lihat video tayangan berikut ini:


a.     Zaman Batu
Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu. Zaman batu dibedakan menjadi 4 periode yaitu palaeolithikum, zaman mesolithikum, zaman neolithikum dan zaman megalithikum

1)      Paleolithikum
Paleolithikum berasal dari kata Palaeo artinya tua, dan Lithos yang artinya batu sehingga zaman ini disebut zaman batu tua. Hasil kebudayaannya banyak ditemukan didaerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. Untuk membedakan temuan benda-benda praaksara di kedua tempat tersebut, para arkeolog sepakat menyebutnya sebagai kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam. Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindah-pindah (nomaden). Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, serta menangkap ikan. Alat-alat yang digunakan pada zaman ini terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti kapak perimbas atau alat serpih yang digunakan untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-umbian.
Kapak Perimbas dan alat serpih

2) Mesolithikum
Mesolithikum berasal dari kata Meso yang artinya tengah dan Lithos yang artinya batu sehingga zaman ini dapat disebut zaman batu tengah. Hasil kebudayaan batu tengah sudah lebih maju apabila dibandingkan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum (batu tua). Pada zaman ini, manusia sudah ada yang hidup menetap sehingga kebudayaan yang menjadi ciri dari zaman ini adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger dan kebudayaan Abris sous Roche.
Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger arti sebenarnyaa dalah sampah dapur. Kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit kerang dan siput yang menggunung dan sudah menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, yakni antara Langsa dan Medan. Dari timbunan itu, ditemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan kapak genggam Palaeolithikum. Kapak genggam yang ditemukan tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatra sesuai dengan lokasi penemuannya.Kapak Sumatra ini bentuknya sudah lebih baik dan mulai halus.Selain itu ditemukan pula sejenis kapak pendek dan sejenis batu pipisan (batu-batu alat penggiling).

Abris Sous Roche

Abris Sous Roche (abris = tinggal, sous = dalam, roche = gua) maksudnya adalah gua-gua yang dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Alat-alat yang ditemukan pada gua tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous roche ini banyak ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan

3)      Neolithikum
Neolithikum berasal dari kata Neo yang artinya baru dan Lithos yang artinya batu.Neolithikum berarti zaman batu baru. Pada zaman ini telah terjadi perubahan mendasar pada kehidupan masyarakat praaksara. Mereka mulai hidup menetap dan mampu menghasilkan bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam. Hasil kebudayaan yang terkenal dari zaman ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong.
Kapak persegi dan kapak lonjong

        Kapak persegi berbentuknya persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium. Kapak persegi ada yang berukuran besar ada pula yang kecil.Kapak berukuran besar disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul. Adapun yang ukuran kecil disebut dengan Tarah atau Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat.
           Kapak persegi berbentuknya persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium. Kapak persegi ada yang berukuran besar ada pula yang kecil.Kapak berukuran besar disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul. Adapun yang ukuran kecil disebut dengan Tarah atau Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat.
          Selain kapak persegi dan kapak lonjong, pada zaman Neolithikum juga terdapat barang-barang yang lain seperti perhiasan, gerabah, dan pakaian. Perhiasan yang banyak ditemukan umumnya terbuat dari batu dan kulit kerang. Berikut ini adalah gambar perhiasan yang terbuat dari batu.
Perhiasan dari batu
4)      Megalithikum
Megalithik berasal dari kata Mega yang artinya besar dan Lithos yang artinya batu.Megalithik berarti batu besar.Jadi yang dimaksud dengan tradisi megalithik adalah pendirian bangunan dari batu yang berukuran besar.Tradisi ini muncul pada zaman batu dan erat kaitannya dengan kepercayaan yang berkembang pada saat itu, yaitu pemujaan tehadap roh nenek moyang. Jenis-jenis bangunan megalithik antara lain sebagai berikut.
a. Menhir adalah bangunan berupa batu tegak atau tugu yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau tanda peringatan untukorang yang telah meninggal.

Menhir

b. Dolmen adalah bangunan berupa meja batu, terdiri atas batu lebar yang ditopang oleh beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat persembahan untuk memuja arwah leluhur. Di samping sebagai tempat pemujaan, dolmen jugaberfungsi sebagai pelinggih, tempat duduk untuk kepala suku atau raja.
Dolmen

c. Kubur peti batu adalah tempat menyimpan mayat. Kubur peti batu ini dibentuk dari enam buah papan batu, dan sebuah penutup peti. Papanpapan batu itu disusun secara langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih dahulu, dan biasanya diletakkan membujur ke arah sungai atau gunung.
Kubur Peti Batu

d. Waruga merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil. Bentuknya kubus dan bulat. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah.

Waruga

e. Sarkofagus adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali.

Sarkofagus
f. Punden berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan tanjakan kecil. Punden berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh  nenek moyang.
g. Patung. Bentuk patung masih sangat sederhana umumnya berbentuk binatang atau manusia.
b. Zaman Logam
Pada zaman ini, manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam, yaitu perunggu dan besi. Menurut perkembangannya, zaman logam dibedakan menjadi tiga, yaitu zaman perunggu, zaman tembaga dan zaman besi. Indonesia hanya mengalami dua zaman logam, yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Benda-benda yang dihasilkan pada zaman ini antara lain :
Nekara, yang digunakan sebagai alat penting saat upacara adat dan dipandang sebagai pusaka yang suci
Moko, digunakan sebagai pusaka atau maskawin
Kapak corong/kapak perunggu/kapak sepatu
Bejana perunggu, menyerupai bentuk mirip gitar spanyol
Arca perunggu, bentuknya sangat beragam seperti orang sedang menari, berdiri, naik kuda, atau memegang panah
Candrasa dan senjata
Perhiasan seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan bandul kalung

Nekara

Moko

Kapak Sepatu

Bejana perunggu

Arca Perunggu

Candrasa

Perhiasan


1 komentar: