Selamat Pagi Sahabat IPS......
Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang periodisasi masa praaksara secara arkheologis. Periodisasi masa praaksara secara arkeologis didasarkan atas
hasil-hasil temuan benda-benda peninggalan yang dihasilkan oleh manusia yang
hidup pada masa praaksara. Berdasarkan penelitian terhadap benda-benda
tersebut, masa praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman
logam. Agar kamu memahami periodisasi ini dengan baik, perhatikanlah uraian
berikut!.
Sebelum menjelaskan lebih lanjut, marilah kita lihat video tayangan berikut ini:
Sebelum menjelaskan lebih lanjut, marilah kita lihat video tayangan berikut ini:
a. Zaman Batu
Zaman batu adalah zaman ketika sebagian
besar perkakas penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu. Zaman batu
dibedakan menjadi 4 periode yaitu palaeolithikum, zaman mesolithikum, zaman
neolithikum dan zaman megalithikum
1) Paleolithikum
Paleolithikum berasal
dari kata Palaeo artinya tua, dan Lithos yang artinya batu
sehingga zaman ini disebut zaman batu tua. Hasil kebudayaannya banyak ditemukan
didaerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. Untuk membedakan temuan benda-benda
praaksara di kedua tempat tersebut, para arkeolog sepakat menyebutnya sebagai
kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Zaman batu tua diperkirakan
berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam. Kehidupan manusia masih sangat
sederhana, hidup berpindah-pindah (nomaden). Mereka memperoleh makanan
dengan cara berburu mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, serta menangkap
ikan. Alat-alat yang digunakan pada zaman ini terbuat dari batu yang masih
kasar dan belum diasah, seperti kapak perimbas atau alat serpih yang digunakan
untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-umbian.
Kapak Perimbas dan alat serpih
2) Mesolithikum
Mesolithikum berasal dari kata Meso yang
artinya tengah dan Lithos yang artinya batu sehingga zaman ini dapat
disebut zaman batu tengah. Hasil kebudayaan batu tengah sudah lebih maju
apabila dibandingkan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum (batu tua). Pada zaman
ini, manusia sudah ada yang hidup menetap sehingga kebudayaan yang menjadi ciri
dari zaman ini adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger dan kebudayaan Abris
sous Roche.
Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang
berasal dari bahasa Denmark, yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya
sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger arti sebenarnyaa dalah sampah dapur. Kjokkenmoddinger
adalah timbunan kulit kerang dan siput yang menggunung dan sudah menjadi
fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra,
yakni antara Langsa dan Medan. Dari timbunan itu, ditemukan kapak genggam yang
ternyata berbeda dengan kapak genggam Palaeolithikum. Kapak genggam yang
ditemukan tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatra sesuai
dengan lokasi penemuannya.Kapak Sumatra ini bentuknya sudah lebih baik dan
mulai halus.Selain itu ditemukan pula sejenis kapak pendek dan sejenis batu
pipisan (batu-batu alat penggiling).
Abris Sous Roche
Abris Sous Roche (abris = tinggal,
sous = dalam, roche = gua) maksudnya adalah gua-gua yang
dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebagai tempat
perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Alat-alat yang ditemukan pada gua
tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu
pipisan, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous
roche ini banyak ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah
Sulawesi Selatan
3)
Neolithikum
Neolithikum berasal dari
kata Neo yang artinya baru dan Lithos yang artinya
batu.Neolithikum berarti zaman batu baru. Pada zaman ini telah terjadi
perubahan mendasar pada kehidupan masyarakat praaksara. Mereka mulai hidup
menetap dan mampu menghasilkan bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok
tanam. Hasil kebudayaan yang terkenal dari zaman ini adalah kapak persegi dan
kapak lonjong.
Kapak persegi dan kapak lonjong
Kapak persegi
berbentuknya persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium. Kapak
persegi ada yang berukuran besar ada pula yang kecil.Kapak berukuran besar
disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul. Adapun yang ukuran kecil
disebut dengan Tarah atau Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat.
Kapak persegi
berbentuknya persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium. Kapak
persegi ada yang berukuran besar ada pula yang kecil.Kapak berukuran besar
disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul. Adapun yang ukuran kecil
disebut dengan Tarah atau Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat.
Selain kapak persegi dan
kapak lonjong, pada zaman Neolithikum juga terdapat barang-barang yang lain
seperti perhiasan, gerabah, dan pakaian. Perhiasan yang banyak ditemukan
umumnya terbuat dari batu dan kulit kerang. Berikut ini adalah gambar perhiasan
yang terbuat dari batu.
Perhiasan dari batu
4)
Megalithikum
Megalithik
berasal dari kata Mega yang artinya besar dan Lithos yang artinya
batu.Megalithik berarti batu besar.Jadi yang dimaksud dengan tradisi megalithik
adalah pendirian bangunan dari batu yang berukuran besar.Tradisi ini muncul
pada zaman batu dan erat kaitannya dengan kepercayaan yang berkembang pada saat
itu, yaitu pemujaan tehadap roh nenek moyang. Jenis-jenis bangunan megalithik
antara lain sebagai berikut.
a. Menhir adalah bangunan berupa batu tegak atau tugu
yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau tanda peringatan
untukorang yang telah meninggal.
Menhir
b. Dolmen
adalah bangunan berupa meja batu, terdiri atas batu lebar yang ditopang oleh
beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat persembahan untuk
memuja arwah leluhur. Di samping sebagai tempat pemujaan, dolmen jugaberfungsi
sebagai pelinggih, tempat duduk untuk kepala suku atau raja.
Dolmen
c. Kubur
peti batu adalah tempat menyimpan mayat. Kubur peti batu ini dibentuk dari enam
buah papan batu, dan sebuah penutup peti. Papanpapan batu itu disusun secara
langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih dahulu, dan biasanya
diletakkan membujur ke arah sungai atau gunung.
Kubur Peti Batu
d. Waruga
merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil. Bentuknya kubus dan bulat.
Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah.
Waruga
e. Sarkofagus
adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi
tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali.
Sarkofagus
f. Punden berundak adalah bangunan bertingkat yang
dihubungkan tanjakan kecil. Punden berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan
terhadap roh nenek moyang.
g. Patung. Bentuk patung masih sangat sederhana umumnya
berbentuk binatang atau manusia.
b. Zaman Logam
Pada zaman ini,
manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat
kehidupannya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam, yaitu perunggu dan
besi. Menurut perkembangannya, zaman logam dibedakan menjadi tiga, yaitu zaman
perunggu, zaman tembaga dan zaman besi. Indonesia hanya mengalami dua zaman
logam, yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Benda-benda yang dihasilkan pada
zaman ini antara lain :
Nekara, yang digunakan sebagai alat penting saat
upacara adat dan dipandang sebagai pusaka yang suci
Moko, digunakan sebagai pusaka atau maskawin
Kapak corong/kapak perunggu/kapak sepatu
Bejana perunggu, menyerupai bentuk mirip gitar
spanyol
Arca perunggu, bentuknya sangat beragam seperti
orang sedang menari, berdiri, naik kuda, atau memegang panah
Candrasa dan senjata
Perhiasan seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin,
kalung, dan bandul kalung
Nekara
Moko
Kapak Sepatu
Bejana perunggu
Arca Perunggu
Candrasa
Perhiasan
Bagus ini bu ...
BalasHapus